Laman

Kamis, 26 Mei 2011

"Mau Nggak Bayar Parkir"

Bukan soal pelit atau hemat, tapi ini soal kenapa bayar parkir. Bayangkan sekarang kita mau membeli barang yang berbeda-beda sehingga harus masuk ke toko yang berbeda-beda pula. Pernah kejadian aku membeli aqua di sebuah toko jalan A Yani. Aqua tersebut seharga Rp 2000,-, hanya itu yang kubeli di toko itu, keluar dari toko keretaku sudah ditimpahi dengan kardus bekas.... "PARKIR"...(gak tau tarifnya berapa sekarang kubayar Rp1000,- tukang pakirnya langsung nyelonong pergi.). Pindah aku ke Toko Emas di jalan Teuku Umar... bukan beli emas tapi hanya tanya harga emas sekarang, katanya lagi turun. ngobrol sama tukang emas yang kebetulan aku kenal hanya sekitar 2 menit saja. Maklum gak enak lagi banyak pelanggan. Keluar dari toko emas kulihat kereta sudah ditimpahi dengan kardus bekar lagi..... "PARKIR" ( sekali lagi gak tahu tarifnya berapa ku kasih uang Rp1000 ibu itu mengambil kardusnya dan pergi). Pindah lagi aku ke Toko alat tulis untuk membeli kertas A4 seharga Rp 35000,-, Keluar dari toko itu kardus di atas keretaku yang kulihat. Bayar lagi Rp1000,-

Nah Sekarang uang ribuan di kantong sudah habis.. sementara aku masih ke pasar beli ikan dan masih ke toko elektronik untuk beli selang kompor gas.. Dan dua tempat itu kebetulan letaknya harus berjauhan.. dan aku juga yakin di dua tempat tersebut ada tukang parkirnya..

Persoalannya bukan pelit atau ingin hemat saja, tetapi hari ini aku sudah bayar parkir sebanyak 3000 hanya untuk mendapatkan kertas A4 dan sebotol Aqua..

Jujur saja kadang aku gak suka dengan tukang parkir sebab pernah aku hanya beli sesuatu tak lebih dari 1 menit sudah kena parkir Rp1000,-. Kebetulan tukang parkirnya laki-laki, ketika aku bilang "pak hanya sebentar saja kog dikenai parkir" di jawab sama bapak itu" Kalau gak mau bayar parkir jangan parkir disini, sana tuh parkir seberang jalan." Yah akhirnya kubayar juga dengan uang Rp 50.000,- karena memang tak ada uang ribuan didompetku. Dan waktu itu aku hanya beli keju kraft seharga 7000 dengan uang pas.

Kepada bapak ibu tukang parkir.. jujur saja kalian kesannya kadang seperti merampok, kadang seperti pengemis, dan itu kadang membuat jengkel.. Kepada pemerintah Langsa... "Berapa Sih Pendapatan daerah dari parkir.. Jangan-jangan ini nggak berkontribusi sama sekali terhadap pendapatan daerah..

Lain kali ku bahas lagi masalah ini

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Languages : English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified